PRIORITAS KRISTUS
By : Mr. Arrang............
Ucapan Yesus kepada para murid-Nya, ôSetiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Akuö (Mat. 16:24), tepat untuk merenungkan dan merespons karya salib dan kebangkitan Kristus yang tak lama lagi akan kita rayakan. Ketika mengucapkan ini, Ia sedang dalam perjalanan ke Yerusalem untuk misi menghidupkan manusia melalui kematian-Nya. Saat itu para murid dengan idealnya masing-masing memikirkan apa yang akan mereka dapatkan dari mengikut Dia. Hal itu terlihat jelas dari ucapan Petrus saat Yesus memberitahu mereka akan misi-Nya ke Yerusalem, ôTetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: ôTuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.ö (Mat. 16:22). Bagi para murid, misi Yesus seperti itu berlawanan dengan konsep mesianik yang mereka yakini selama ini, yang sedikit banyak juga mewakili pandangan orang Yahudi pada masa itu. Yesus yang mati bagaimana bisa menyelamatkan mereka dari penjajahan Romawi, apalagi mendirikan kerajaan Israel yang baru. Juga, misi kematian Yesus sama saja dengan membuyarkan impian mereka masing-masing, seperti hendak menduduki jabatan tinggi di samping kiri-kanan Yesus, Sang Raja, dll.
TUJUAN MISI YESUS adalah pembebasan manusia dari belenggu penjajahan dosa. Ini jauh lebih dahsyat dan mulia daripada pembebasan dari penjajahan satu bangsa atas bangsa lain. Dampak pembebasan dari penjajahan bangsa adalah kemerdekaan fisik dan ekonomi serta politik. Namun, dampak pembebasan dari kuasa dosa adalah pemulihan seseorang pada kodratnya semula, yaitu gambar Allah. Dalam pertempuran merebut kemerdekaan, memang dibutuhkan pengorbanan para prajurit bahkan segenap lapisan masyarakat yang meregang nyawa demi mengusir penjajah dari bumi pertiwi. Namun, panglimanya justru dilindungi dan dijaga demi moral dan semangat prajurit tetap tinggi. Tidak demikian dengan peperangan rohani melawan penjajahan dosa. Sang Panglima perang mati demi mematikan kuasa dosa! Kematian Yesus di kayu salib ûadalah inisiatif penuh dari pihak Allah, bukan karena takluk di bawah kuasa dosa û memusnahkan daya mematikan dosa tersebut.
TARGET MISI YESUS adalah penyelamatan semua bangsa. Sebenarnya ini adalah misi yang diemban Israel sejak mereka mendapatkan anugerah pembebasan dari perbudakan Mesir dan dibentuk menjadi umat kepunyaan Allah (Kel. 19:5-6). Allah memanggil Israel untuk menjadi agen-Nya bagi bangsa-bangsa lain. Namun, bukannya Israel menjadi garam dan terang dunia, sebaliknya mereka justru ôdigaramiö oleh kekafiran bangsa-bangsa penyembah berhala. Nabi Yesaya menubuatkan datangnya Hamba Tuhan yang menyelesaikan tugas yang tidak berhasil dituntaskan oleh Israel melalui penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya (Yes. 52:13-53:12). Kematian dan kebangkitan Yesus membuktikan diri-Nya Juruselamat dunia satu-satunya yang sanggup membebaskan seluruh umat manusia untuk menyembah Allah satu-satunya. Kini, kuasa dan otoritas Yesus yang mati dan bangkit itu dilimpahkan kepada umat-Nya, yaitu gereja-Nya masa kini, untuk menjadi agen Allah bagi penyelamatan isi dunia (Mat. 28:19-20).
Tepatlah jika Yesus memberi syarat yang tegas bagi setiap orang yang mau menjadi murid-Nya, terlibat dalam perluasan misi Kristus bagi segala bangsa: menyangkal diri dan memikul salib. Menyangkal diri berarti meletakkan prioritas utama kita bukan pada kesenangan, cita-cita, dan bahkan kebutuhan kita, melainkan pada kehendak Kristus. Dengan menyangkal diri, kita memberi Kristus tempat nomor satu dalam hidup kita. Hati, kerinduan, dan kehendak-Nya adalah yang utama. Ini merupakan bagian yang paling berat dalam kemuridan karena hakikat dosa adalah orientasi hanya pada diri sendiri. Apalagi era pascamodern karena sangat menekankan subyektivitas seseorang sebagai tolok ukur kebenaran: yang benar adalah yang cocok, nyaman, dan menyenangkan buatku. Memprioritaskan Kristus berarti, kita menata hidup ini, menyesuaikannya dengan Kristus: yang cocok dan menyenangkan buat Kristus, dan yang menjunjung tinggi visi Kristus bagi dunia ini.
Memikul salib berarti kita berani menghadapi segala rintangan dari luar demi mewujudkan visi Kristus bagi dunia ini. Yesus harus ditangkap, disesah, bahkan dibunuh, sebelum bangkit pada hari ketiga, demi menyediakan jalan keselamatan bagi umat manusia. Maka kita pun harus siap menderita, ditolak dan disalahpahami, bahkan dibunuh sekalipun, demi karya Kristus itu diberitakan kepada banyak orang dan oleh kemurahan Roh Kudus diaplikasikan di hati mereka yang terbuka menerima pemberitaan kita itu.
Memprioritaskan Kristus adalah respons yang tepat dalam rangka merenungkan, menghayati, dan bahkan mengaplikasikan karya salib Kristus dan kebangkitan-Nya. Masyakarat Indonesia yang beberapa bulan bahkan tahun terakhir ini begitu kental dengan musibah dan penderitaan, sangat memerlukan pelayanan yang berpusatkan pada Kristus. Ketika segala kepentingan diri sendiri digantikan dengan hati yang penuh empati terhadap kesusahan dan ketiadaan pengharapan banyak orang, kita sedang menyaksikan dan mewujudkan kasih serta kepedulian Kristus pada mereka agar hati mereka terbuka untuk dijamah dan disembuhkan-Nya. Tuaian sudah matang dan telah siap dituai. Siapakah yang bisa menuainya kecuali laskar-laskar Kristus!
DENGAN MENGANDALKAN PIMPINAN ILAHI KITA DAPAT BERKARYA LEBIH DARI PERHITUNGAN MANUSIAWI
Baca Selengkapnya......
Postingan
