Kamis, April 02, 2009


ORANG-ORANG KRISTEN ARMENIA
Dicopy oleh Mr. Arrang ...... Untuk Kita Semua

Saat itu tahun 1915, utusan Turki memasuki daerah komunitas Armenia
di kota-kota Turki dengan membawa pengumuman sebagai berikut: "Pria,
wanita, dan anak-anak keturunan Armenia bersiaplah untuk dideportasi
-- kecuali jika kalian mau mengenakan nama Turki, menanggalkan iman
Kristen kalian dan memeluk 'agama lain'."

Inilah awal gelombang pertama penganiayaan orang-orang Kristen di
Turki. Motifnya sudah jelas. Winston Churchill di dalam bukunya,
"The World Crisis, 1911 -- 1918", menulis, "Waktunya telah tiba
membersihkan tanah Turki dari ras Kristen yang menghalangi semua
ambisi bangsa Turki." Sejak abad ke-7, orang-orang Kristen Armenia
telah menghadapi penganiayaan dari orang-orang Turki, tetapi
penganiayaan terparah di tahun 1915 menarik perhatian dunia.

Seorang hamba Tuhan, seorang biarawan gereja Georgian Ortodox di
Kayseri, adalah salah satu yang membayar harga yang sangat mahal
karena tidak menyangkal Kristus. Berjalan berbaris bersama beberapa
jemaat yang dikasihinya selama beberapa hari, tidak memunyai makanan
dan minuman, biarawan tersebut dipukuli habis-habisan di hadapan
jemaatnya. Jubah kependetaannya dirobek dari tubuhnya dan ia
dicambuk layaknya hewan. Tentara yang menganiaya mengolok-ngoloknya,
"Jadi kamu mau menjadi martir, ya? Ayo bicara! Apakah kamu siap
menerima "Tuhan" kami?" Sebagai jawaban atas kebungkamannya, suara
cambuk yang lain menggelegar.

Para tentara melanjutkan pelecehan mereka, "Jika kamu memang pintar,
kamu akan mengatakan kepada orang-orang ini untuk menanggalkan agama
palsu mereka." Sang biarawan menjawab dengan sisa kekuatannya,
"Tidak, tidak akan pernah!" Ia berbalik menghadap jemaatnya dan
berkata dengan tegas, "Tuhan Allah yang akan kita layani ... dan
suara-Nya yang kita patuhi." Tubuh tak bernyawa sang biarawan
ditemukan terikat pada sebuah batang pohon keesokan paginya.

Ratusan ribu orang Armenia tewas selama deportasi ketika mereka
berjalan melewati padang gurun Syria. Kadang kala, kereta api
digunakan untuk melindas mereka yang tewas dan dilemparkan di atas
rel. Gadis-gadis Armenia dijual atau diambil oleh tentara demi
kepentingan mereka.

Walaupun penderitaannya luar biasa, diperkirakan 90 persen orang
Armenia menolak untuk menerima permintaan mereka dan menerima "agama
lain". Banyak dari mereka yang selamat mengungsi ke bangsa-bangsa di
mana mereka dapat dengan bebas mengikut Tuhan. Hari ini, di Turki
ada sekitar lima ribu hamba Tuhan yang telah mengambil risiko
mengikut Kristus. Semoga kesaksian teman sebangsa dapat mendorong
orang-orang Kristen Turki dan kita untuk makin setia mengikut Tuhan
dan mendengar apa yang dikatakan biarawan itu, "Suara-Nya yang kami
patuhi."
Catatan : Betapa berat memang tapi justru itulah kita ada dan yakinlah Dia tidak akan pernah membiarkan kita dipermalukan lawan. Salam ..... Mr. Arrang

Baca Selengkapnya......